Senin, 02 April 2018

Ika Mustika (Imu): STRATEGI BELAJAR MENGAJAR




RESUME STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran
T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B.     Strategi, Model Dan Metode Pembelajaran
Konsep strategi pembelajaran lebih luas daripada metode atau teknik pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan benar-banar mencapai tujuan. Teknik dapat disamakan dengan metode adalah jalan atau alat yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa kearah tujuan.
Ada pula yang berpendapat metode berbeda dengan teknik. Metode bersifat prosedural sedang teknik lebuih bersifat implementatif. Misal dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah. Namun bisa jadi hasilnya berbeda sebab mempunyai teknik yang berbda dalam penggunaan metode ceramah tersebut.  
C.    Macam-macam Strategi Pembelajaran
1.      Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu:
a.       Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning).
b.      Bermain Peran (Role Playing)
c.       Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
d.      Belajar Tuntas (Mastery Learning)
e.       Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).
2.      Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.
3.      Bermain peran (Role Playing)
Merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
4.      Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. E.Mulyasa (2003) menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
5.      Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai  materi pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar  berfikir kritis dan terampil memecahkan berbagai  masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial. Pembelajaran berbasis masalah disepadankan dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data, sedangkan pada pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan  perumusan pekerjaan (job), merancang, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil kerja.
6.      Pembelajaran Modul
Pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.
7.      Pembelajaran Inkuiri
Merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
8.      Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Dengan demikian pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan dibahas dalam suatu pembelajaran.
9.      Ceramah
Adalah metode pembelajaran yg dilakukan dg menyampaikan pesan & informasi secara satu arah lewat suara yg diterima melalui indra telinga.
10.  Diskusi
Adalah proses interaksi dan komunikasi dua arah atau lebih yang melibatkan guru dan siswa. Diskusi merupakan strategi penting untuk menciptakan proses belajar aktif. Dalam  strategi tersebut peran guru adalah memfasilitasi proses diskusi serta mengatur lalu lintas gagasan & komentar siswa agar berjalan dengan lancar
11.  Power of Two
Digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif & memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi, yaitu dua kepala lebih baik daripada hanya satu kepala.
Adapun Prosedurnya sebagai berikut:
a.       Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan
dan pemikiran. Contoh: Mengapa terjadi perbedaan paham dan aliran di kalangan umat Islam?
b.      Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara individual.
c.       Setelah semua siswa menjawab dg lengkap, mintalah mereka utk berpasangan & saling bertukar jawaban satu dg yg lain & membahasnya.
d.      Mintalah pasangan-pasangan tsb membuat jawaban baru, sekaligus memperbaiki jawaban  individual mereka.
e.       Ketika semua pasangan telah menulis jawaban baru bandingkan jawaban setiap pasangan di dalam kelas.
12.  Question Students Have
Digunakan untuk mengetahui kebutuhan & harapan siswa. Merupakan strategi yang dapat mendatangkan partisipasi siswa melalui tulisan dari pada secara lisan.
Adapun Prosedurnya:
a.       Bagikan secarik kertas kosong kepada siswa.
b.      Setiap siswa diminta menulis pertanyaan yg terkait dg materi pembelajaran  yang sedang berlangsung (nama siswa tidak ditulis).
c.       Edarkan kertas tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kertas tersebut diedarkan kepada siswa berikutnya, dia harus membaca dan memberikan tanda cek (v) pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga menjadi konsen pembacanya.
d.      Ketika masing-masing kertas sudah kembali ke penulisnya, setiap orang telah membaca semua pertanyaan yg muncul di dlm kelas. Sampai di sini identifikasi pertanyaan yg menerima paling banyak tanda cek (v). Responslah setiap pertanyaan ini dengan: segera memberikan jawaban yg singkat, atau atau memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya (janjikan respons secara personal di luar kelas bila memungkinkan).
e.       Mintalah beberapa siswa untuk secara sukarela berbagi penjelasan tentang pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda cek (v) terbanyak.
f.       Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada pertanyaan yang mungkin akan direspons pada pertemuan yang akan datang.
13.  Card sort
Digunakan utk membangun kolaborasi siswa, mempelajari  konsep, karakteristik klisifikasi, fakta tentang obyek , atau mereviu  informasi.
Gerakan fisik yang dominan, shg  dapat membantu mendinamisasi kelas yang kelelahan.
Adapun Prosedurnya sebagai berikut:
a.       Kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang tercakup ­satu atau lebih kategori dibagikan kepada setiap siswa. Contoh: karakteristik hadis sahih; rukun iman
b.      Siswa diminta untuk bergerak & berkeliling di dlm kelas utk menemukan kartu dg kategori yang sama.
c.       Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas
d.      Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, siswa­
diberi butir-butir penting berkaitan dengan materi pembelajaran.
14.  Active debate
Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap mahasiswa di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya.
Adapun Prosedurnya sebagai berikut:
a.       Kembangkan sebuah pernyataan kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan, misalnya "Tidak ada keharusan mendirikan negara Islam".
b.      Bagilah kelas menjadi dua tim, yakni kelompok "pro" dan "kontra".
c.       Berikutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok dalam masing­-masing kelompok debat.
d.      Setiap subkelompok diminta untuk mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi atau menyiapkan urutan daftar argumen yg bisa mereka diskusikan dan seleksi. Pada akhir diskusi, setiap subkelompok memilih seorang juru bicara.
e.       Siapkan dua hingga empat kursi untuk para juru bicara pada keleompok "pro" dg jumlah kursi yang sama untuk kelompok "kontra”. Siswa lainnya duduk di belakang para juru bicara. Mulailah perdebatan dengan para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka.
f.       Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan perdebatan, dan kembali ke subkelompok. Setiap subkelompok mempersiapkan argumen untuk menyanggah argumen pembuka dari kelompok ­lawan. Setiap subkelompok memilih juru bicara yang baru (yang belum pernah bertindak sebagai juru bicara).
g.      Lanjutkan kembali perdebatan. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan sanggahan argumen. Ketika perdebatan berlangsung, peserta lainnya didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan. Mintalah mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk  masing-masing argumen dari para wakil kelompok
h.      Pada saat yang tepat akhiri perdebatan. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang. Kemudian, buatlah kelas dengan posisi melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi. Untuk itu, mereka diminta duduk berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok lawan. Diskusikan tentang sesuatu yang dapat dipelajari siswa dari pengalaman perdebatan tersebut. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
15.  Planted question
Teknik ini membantu Anda untuk mempresentasikan informasi dalam bentuk respons terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada siswa tertentu
Adapun Prosedurnya sebagai berikut:
a.       Pilihlah pertanyaan (3-6) yang akan mengarahkan pada materi perkuliahan yang akan disajikan.
b.      Tulislah setiap pertanyaan pd satu kartu indeks (berukuran 10 x 15 cm), & tulislah isyarat yg akan digunakan untuk memberi tanda kapan pertanyaan tsb diajukan. Tanda yang bisa digunakan di antaranya adalah:  (1) menggaruk atau mengusap hidung; (2) membuka kaca mata, dan (3) membunyikan jari jari.
c.       Instruksi dalam kartu itu akan tampak seperti: JANGAN TUNJUKKAN KARTU INI KEPADA SIAPA PUN Setelah beristirahat, saya akan membahas "Apakah kecerdasan itu
diwariskan?" dan kemudian mempersilakan Anda untuk bertanya. Ketika saya mengggaruk hidung, angkat tangan dan tanyakan pertanyaan: “Apakah bentuk kecerdasan itu hanya satu?”Jangan baca pertanyaan itu keras-keras. Hafalkan dan ungkapkan
pertanyaan tersebut dengan kata-kata Anda sendiri.
16.  Information search
Metode ini sama dengan ujian open book. Secara berkelompok siswa mencari informasi yg menjawab pertanyaan-pertanyaan yg diberikan kpd mereka
Prosedurnya:
a.       Buatlah beberapa pertanyaan yg dpt dijawab dg mencari  informasi yg dpt ditemukan dlm bahan-bahan sumber yg  bisa diakses siswa. Bahan-bahan sumber ini bisa dalam ­bentuk: hands out, dokumen, buku teks, informasi dari internet.
b.      Bagikan pertanyaan-pertanyaan tsb kpd siswa.
c.       Mintalah siswa menjawab pertanyaan, baik secara individual maupun kelompok kecil. Kompetisi antar kelompok dpt diciptakan untuk meningkatkan partisipasi.
d.      Berilah komentar atas jawaban yg diberikan siswa. Kembangkan jawaban untuk memperluas wawasan pembelajaran
17.  Learning contract
Belajar mandiri pengaruhnya sering lebih mendalam dan lebih permanen. Tetapi, perlu ada kesepakatan  yang jelas tentang apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari.
18.  Modeling the way
Strategi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan spesifik yg dipelajari di kelas melalui demonstrasi.
Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bgm mereka mengilustrasikan ketrampilan & teknik yg baru saja dijelaskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS BANNER KOM IT